Panen Sudah Tiba, Harga Beras Pun Turun

Jakarta -Memasuki musim panen raya, harga beras di tingkat konsumen mulai turun. Penurunan harga bahkan mencapai Rp 2.500/liter.

Dari pantauan detikFinance di Pasar Jati Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2015), harga beras terlihat mulai turun. Harga beras paling murah adalah Rp 8.000/liter untuk jenis Simalaya asal Karawang dan Subang, di mana sebelumnya sempat mencapai Rp 9.000/liter.


"Beras panen sudah mulai masuk. Paling murah Rp 8.000 jenis Simalaya dari Karawang dan Subang, jenisnya pulen," kata seorang pedagang beras bernama Adi.


Dia mengungkapkan, naiknya harga beras beberapa waktu lalu disebabkan tingginya curah hujan yang menyebabkan gagal panen. "Kemarin-kemarin naik karena cuaca, musim hujan jadi gagal panen. Sekarang sudah mulai turun," ucap Adi.


Adi menyebutkan, selain jenis Simalaya dengan harga termurah, ada juga beras Pandan Wangi dari Cinajur yang harganya paling mahal Rp 12.500/liter. Ini juga turun Rp 2.500/liter dari sebelumnya Rp 15.000/liter.


"Paling mahal Rp 12.500 jenis Pandan Wangi, pulen, dari Cianjur. Pas lagi naik harganya Rp 15.000," kata Adi.


Dia merinci, berbagai harga beras pun mulai berangsur turun berkisar Rp 500-Rp 1.000/liter kecuali Pandan Wangi. Mulai dari Rp 8.500/liter kualitas sedang, Rp 9.000/liter pulen, Rp 9.500/liter jenis pera IR42 dari Pamanukan, Rp 9.500/liter jenis pulen BMD dari Cianjur, cap Kurma dari Solo Rp 10.000/liter, jenis Segon dari Bandung Rp 10.500/liter, dan jenis Setra Ramos dari Bandung Rp 11.000/liter.


"Mulai panen, jadi harga turun," ujar Adi.


Hal yang sama juga diakui pedagang beras bernama Tomo. Harga beras paling murah dibanderol Rp 8.000/liter jenis IR64 dan paling mahal Rp 13.000/liter jenis Pandan Wangi asal Cianjur.


"Paling murah Rp 8.000/liter, paling mahal Pandan Wangi Rp 13.000/liter, sebelumnya Rp 16.000/kg. Kemarin sempat nggak berani jualan," tutur Tomo.


(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com