Taktik Pedagang Jual Beras Bulog: Dioplos dan Dibanderol Rp 8.000/Liter

Jakarta -Harga beras di pasaran saat ini mulai turun. Musim panen dan operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog membuat harga beras mulai 'jinak'.

Di Pasar Jati Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, harga beras termurah dijual Rp 8.000/liter. Beras yang dijual murah ini adalah beras Bulog yang dioplos dengan beras lainnya. Tanpa dioplos, beras Bulog ini tak laku di pasaran meskipun dibanderol di harga Rp 7.000/liter.


Demikian pengakuan pedagang beras bernama Tomo (56) saat ditemui detikFinance di lokasi, Minggu (8/3/2015).


"Paling murah Rp 8.000/liter. Itu beras Bulog, dicampur sama beras baru. Kalau beras Bulog doang itu pera (tidak pulen). Dijual Rp 7.000 juga nggak ada yang mau," ungkap Tomo.


Selain pera, lanjut Tomo, beras Bulog juga kadang berkutu. Hal ini karena pihak Bulog yang terlalu lama menimbun beras. Padahal, beras Bulog ini jenis IR46 yang punya kualitas bagus.


"Beras Bulog itu jenis IR64, sebetulnya beras bagus. Tapi karena lama ditimbun, 9 bulan baru keluar, jadi nggak bagus," katanya.


Harusnya, kata Tomo, menimbun beras paling lama 1 bulan. Lebih dari itu, kualitas beras akan berubah.


"Beras baru tahan 1 bulan, itu paling lama. Kalau kelamaan ya jadinya jelek," tuturnya.


Oleh karena itu, tambah Tomo, pedagang pun mengoplos beras Bulog dengan beras lain. Harga beras oplosan ini adalah Rp 8.000/liter.


Memang, menurut Tomo, harga beras Bulog lebih murah dibandingkan. "Beras Bulog Rp 375.000/50 kg, lebih murah. Rata-rata harga beras 50 kg itu Rp 450.000," ucapnya.


(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com