Kasus Begal Bisa Menekan Ekonomi Jika Dibiarkan Berlarut-larut

Jakarta -Wilayah Jabodetabek saat ini sedang diramaikan kasus kejahatan pembegalan. Kasus ini memengaruhi rasa aman warga Jakarta dan sekitarnya.

Jika dibiarkan berlarut-larut, isu ini diprediksi bisa memengaruhi perekonomian Indonesia, salah satu contohnya adalah pasar modal.


Apalagi 95% pelaku pasar domestik berdomisili di wilayah Jabodetabek. Pasar modal RI yang sedang tumbuh baik bisa berjalan lambat jika isu negatif seperti aksi begal belum dapat diselesaikan. Ini dinilai memberi sentimen negatif dari sisi keamanan.


"Pasar modal Indonesia, dalam posisi tahun lalu capai performance terbaik. Sampai Maret ini cukup mengesankan. Jangan sampai isu begal membegal berpengaruh ke market," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Syamsul Hidayat saat acara diskusi investasi J-Club, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Sabtu (7/3/2015).


Dengan kondisi perekonomian dan pasar modal yang masih kondusif, investasi di sisi portofolio masih menjanjikan. Ia optimistis jika kondisi pasar masih kondusif maka investor asing akan tetap menamkan modal di Indonesia.


"Asing enggak keluar di Indonesia bahkan tambah portofolio. Angka terus berkembang," ujarnya.


Di tempat yang sama, Ekonom Faisal Basri memiliki pandangan serupa dengan petinggi BEI. Faisal mengaku Indonesia memperoleh momentum dari melemahnya perekonomian di negara Asia Tenggara termasuk adanya keuntungan dari hubungan yang memanas antara Jepang dan Tiongkok. Namun pemerintah harus menjaga sentimen positif.


"Pak Jokowi belum berbuat apa-apa, dampaknya belum dirasakan tapi karena ada manfaat dari turunnya eknomi negara tetangga, konflik Jepang-China. Kita dilihat baik. Benefit ke kita baik asal begal jangan diumumkan ke internasional," ujarnya.


(feb/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com