PLN Hanya Mampu Serap 20% Produksi Batu Bara di Dalam Negeri

Jakarta -Produksi batu bara nasional melimpah mencapai 400 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, yang diserap oleh pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) hanya 20% atau 80 juta ton per tahun.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, minimnya daya serap tersebut karena pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang dimiliki PLN masih terbatas.


"Hampir 80% batubara kita diekspor ke luar negeri karena keterbatasan pembangkit milik PLN. PLN hanya mampu menyerap 80 juta ton dari produksi nasional yang mencapai 400 juta ton," kata Fabby saat acara diskusi soal energi di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Minggu (15/3/2015).


Fabby menjelaskan, kebutuhan batu bara nasional untuk pembangkit listrik diperkirakan mencapai 150 juta ton. Angka tersebut pasti terpenuhi dengan produksi nasional saat ini yang mencapai 400 juta ton.


Sayangnya, PLN tidak bisa menyerap produksi batu bara tersebut, sehingga produsen memilih mengekspor batu bara tersebut dengan harga lebih murah dan ongkos ekspor yang tinggi. Fabby mendorong PLN bisa membangun pembangkit listrik batu bara lebih banyak lagi. Saat ini, Pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit 35.000 MW, sebanyak 10.000 MW digarap oleh PLN.


"Kalau kayak sekarang harga batu bara rendah. Produsen batu bara pengen banget jual ke PLN. Tapi PLN hanya mampu menyerap 80 juta ton. PLN itu belum mampu nyerap batu bara dalam negeri," kata Fabby.


(drk/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com