Namun, ada cerita di balik mata uang negeri beruang merah ini.
Mengutip CNN, Senin (15/3/2015), ada sekitar US$ 1,5 miliar atau Rp 19,5 triliun uang mengalir ke Inggris setiap bulannya secara tidak resmi. Dari jumlah tersebut, riset Deutsche Bank menyebutkan, separuhnya datang dari Rusia.
Ekonom Deutshe Bank menyatakan, terdapat US$ 140 miliar (Rp 1.820 triliun) dana asing yang masuk ke Inggris, tanpa diketahui oleh otoritas setempat. Memang tidak semuanya ilegal, ada yang tidak tercatat karena transaksinya rumit atau sistem sedang error.
Namun, ada pula yang masuk lewat ‘jalur belakang’. Baik dari beberapa rantai broker, sampai benar-benar diselundupkan di dalam koper.
"Dalam kasus ektrem, ini bisa melibatkan tindak kejahatan seperti penghindaran pajak atau pencucian uang. Bank sentral Rusia sendiri sempat menyatakan, ada dana dalam jumlah besar yang keluar dari negara tersebut karena aktivitas ilegal," ungkap riset Deutsche Bank.
Sergei Ignatiev, mantan gubernur bank sentral Rusia, memperkirakan yang keluar dari Rusia terkait tindak kejahatan pada 2013 mencapai US$ 50 miliar (Rp 650 triliun).
Krisis yang tengah terjadi Rusia menyebabkan begitu banyak dana yang keluar. Tahun lalu, bank sentral Rusia memperkirakan, jumlahnya adalah US$ 150 miliar (Rp 1.950 triliun). Untuk tahun ini, diperkirakan ada dana keluar sebanyak Rp 120 miliar (Rp 1.560 triliun).
Depresiasi mata uang rubel yang sampai 40% menyebabkan kekayaan sejumlah miliuner Rusia menurun drastis. Agar tidak bernasib serupa, banyak orang kaya di Rusia yang menyimpan uangnya di luar negeri.
London adalah salah satu tempat favorit mereka. Penjualan properti-properti mewah meningkat pesat, di mana menurut Knight Frank banyak orang Rusia yang membelinya.
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com