'PRJ Monas' Bikin Omzet Para Pedagang Melonjak Tajam

Jakarta - Tak hanya kuliner dan kesenian, produk layang-layang hingga kerajinan tangan hasil usaha kecil dan menengah (UKM) ikut meramaikan penutupan Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD) atau 'PRJ Monas' hari ini. Mereka mengaku omzetnya terkerek adanya pesta rakyat ala Gubenur DKI Jakarta Jokowi tersebut.

Seorang pedagang layang-layang bernama Zaenal (22) asal Surabaya ini mengaku mendapat keuntungan berlipat dari ajang pesta rakyat yang digelar Pemprov DKI Jakarta ini.


Ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 700 ribu per harinya dari berjualan layang-layang. Perolehan itu lebih tinggi dari hari biasanya yang hanya meraup omzet Rp 300 ribu saja.


"Acara ini penghasilan saya dapat banyak, biasanya Rp 300-400 ribu sehari, sekarang bisa sampai Rp 700 ribu sehari," kata Zaenal kepada detikFinance, di Silang Monas, Jakarta, Minggu (16/6/2013).


Layang-layang milik Zaenal ini punya motif beraneka ragam, seperti tokok-tokoh kartun, dan bola. Harganya pun bervariasi mulai dari yang paling murah Rp 3 ribu sampai Rp 25 ribu per buahnya.


"Ada yang Rp 3 ribu yang kecil, kalau Rp 5000 yang sedang, yang gede dari bahan parasut harganya Rp 20-25 ribu, namanya layang-layang kelelawar," ujarnya.


Zaenal berharap, Pemprov DKI Jakarta bisa terus menyelenggarakan konsep pesta rakyat seperti ini agar bisa membantu ekonomi masyarakat kelas bawah.


"Layang-layang ini banyak peminatnya untuk anak-anak. Harapan semoga lancar terus acaranya, yang merakyat biar bisa ngajak keluarga," kata dia.


Sementara itu, Didi Bahari, pria berusia 45 tahun ini mampu berinovasi dengan menciptakan macam-macam hiasan dari kerang laut mulai dari bros, lampu hias ruang tamu maupun kamar tidur, figura jam kepiting kerang, asbak, jepitan rambut, gelang, gantungan kunci, tempat tisue, kura-kura, congklak, dan nampan.


Produk-produk tersebut dihargai mulai dari Rp 5.000 sampai dengan Rp 700 ribu. "Yang paling murah bros dan itu paling laku. Paling mahal figura jam kepiting kerang," kata Didi


Dia menyebutkan, produk-produk tersebut dihasilkan dari bahan dasar kerang yang diperolehnya dari berbagai daerah seperti Bangka Belitung (Babel), Ambon, NTB, dan Pulau Seribu.


Dari hasil kreasinya itu, Didi mampu mengantongi sekitar Rp 3 juta setiap harinya. "Kita bisa di atas Rp 2 juta, bisa sampai Rp 3 juta malah. Pameran ini cukup menunjang banget. Saya juga buka yang di PRJ, kalah penghasilan di sana lebih laku di sini," ujarnya.


Didi berharap, acara pesta rakyat seperti ini bisa terus dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya sehingga bisa membantu masyarakat untuk mendapat penghasilan lebih. "Istilahnya sangat menunjang, tahun depan kalau bisa dilanjutin yang pro rakyat," kata Didi.


(hen/hen)