Pengusaha SPBU Mengeluh BBM Dari Truk Pertamina 'Hilang' 0,1%

Jakarta - Kalangan pengusaha SPBU mengeluhkan tingginya nilai susut BBM yang dikirim oleh truk Pertamina dan dalam tangki SPBU. Dicontohkan, dari 8.000 liter BBM yang dikirim, bisa susut hingga 100 liter.

"Susut BBM saat ini masih tinggi sekali, sekitar 0,1%," Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/6/2013).


Padahal menurut Eri, ada kesepakatan antara pengusaha SPBU dan Pertamina bahwa susut BBM tidak boleh lebih dari 0,05%. "Ada semacam rule of thumb bahwa susut tidak lebih dari 0,05%, tapi dari 8.000 liter maksimal susut yang ditolerir 40 liter, tetapi nyatanya susut sampai 70-100 liter," ungkapnya.


Susut berat BBM ini paling banyak terjadi pada bensin jenis premium. Untuk solar tidak terlalu banyak susutnya. Premium ini menguap karena suhu panas.


"Kalau solar terkena panas masih stabil dan kalau hujan malah ada pengembangan, tapi kalau premium saat hujan tidak ada tambahan, ini karena karakter fluidanya beda," jelas Eri.


Untuk itu sejak lama pengusaha SPBU meminta kenaikan marjin penjualan harga BBM ditetapkan berdasarkan persentase bukan berdasarkan rupiah.


"Kita maunya marjin itu berdasarkan persentase, kembali ke zaman dulu. Karena dulu Pertamina juga alphanya berdasarkan persentase. Dulu 4-5% margin di pengusaha, jadi dulu kalau harga BBM naik otomatis kita tidak perlu ajukan marjin, tapi karena sekarang alpha ditetapkan DPR, dulu sebelum Pertamina ada tender BBM subsidi, kita B to B (business to business) dengan Pertamina, tapi karena sekarang alpha ditetapkan DPR melalui anggaran pemerintah," tandasnya.


(rrd/dnl)