"Indonesia harus aktif disana dan dalam arti BUMN dan swasta Indonesia, kesempatan ini harus diambil," ujar Dahlan saat ditemui di kantor pusat PT Pertamina, Jakarta, Senin (17/6/2013).
Dahlan menyatakan hubungan internasional antara Indonesia dan Myanmar harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga tidak diambil negara lain yang justru tidak pernah membantu negara tersebut.
"Indonesia dianggap punya jasa besar untuk Myanmar, terutama dalam masalah politik internasional. Nah, kita berpendapat setelah Myanmar terbuka, salah satunya karena berkat jasa besar Indonesia, jangan sampai ketika Myanmar terbuka yang memanfaatkan keterbukaan Myanmar itu negara-negara lain yang pada dasarnya dulu tidak setuju untuk melakukan beberapa hal untuk dukung Myanmar, waktu mereka membutuhkan dukungan mereka," tandasnya.
Dahlan yakin suasana di negara Myanmar sudah sangat kondusif untuk membuka bisnis dan keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar dibandingkan membuka usaha di negara maju.
"Sangat-sangat (kondusif) saya sudah ke sana, usaha di negara maju, marginnya berapa, kalau di negara yang masih berkembang marginnya bisa lebih gede," tandasnya.
Sebelumnya, Dahlan sempat mengatakan, sebanyak 15 BUMN siap melakukan ekspansi ke Myanmar sebagai bentuk pengembangan bisnis perusahaan ke luar negeri.
(nia/dru)
