Ekonomi RI Harus Tumbuh di Atas 8% Jika Ingin Jadi Negara Maju

Jakarta -Indonesia kini masih tergolong sebagai negara berkembang, yang masih jauh dari kategori negara maju. Namun untuk menjadi negara maju, Indonesia harus mencapai angka pertumbuhan ekonomi di atas 8%.

Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam mengatakan, Indonesia kini dibayang-bayangi fenomena jebakan kelas menengah (middle income trap). Untuk keluar dari fenomena tersebut setidaknya Indonesia jangan terus puas dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%-6%.


"Kalau kita tetap mengandalkan perekonomian yang tumbuh hanya 5%-6%, agak sulit untuk keluar dari middle income trap, atau menjadi negara maju. Atau kita mengalami kesulitan mengatasi perekonmian sosial ekonomi. Kita perlu tumbuh 8-9% atau bahkan dua digit," kata Adam dalam acara Refleksi Akhir Tahun Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusian LIPI 2013, di Kantor LIPI, Jalan Gatot Subroto Jakarta, Senin (23/12/2013).


Adam mengatakan, pemerintah cenderung cepat puas dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 4%. Dia mengambil contoh pada saat krisis 2008 dan krisis ekonomi global belakangan yang tengah terjadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai stabil namun pada level yang rendah.


"Menurut saya boleh stabil, tapi stabilnya di peringkat yang rendah. Jika dibanding Singapura, Malaysia, mereka kena krisis tapi mampu melangkah jauh lebih tinggi," katanya.


Dia juga menyoroti mengani kurangnya daya saing industri di Indonesia. Bahkan, beberapa industri dinilai mengalami penurunan daya saing. Itu juga yang menjadi kendala Indonesia agar menjadi negara maju.


"Kita punya 120 komoditas ekspor 64 masuk sektor industri. Perhitungan yang kami lakukan hanya 4 komoditas yang mengalami peningkatan daya saing, 28 memiliki daya saing tetap, 12 mengalami penurunan daya saing, 20 tetap tidak berdaya saing," paparnya.


"Kita tidak perlu kaget kalau 2014-2015 ita akan tersalip oleh Vietnam. Dalam sektor industri," imbuhnya.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!