Pasca pertemuan, Djokir menjelaskan pemerintah Jepang dan Indonesia serius dalam mengatasi persoalan infrastruktur dan lingkungan di Indonesia. Melalui Memorandum of Cooperation (MoC), Jepang ingin mendukung pembangunan beberapa proyek seperti sistem pengolahan air limbah (sewerage).
"Dia concern kotornya air di Jakarta. Dia dukung pembangunan sewerage di Jakarta. Itu sedang dibicarakan untuk loan sistem air limbah terpusat," kata Djokir di Kementerian PU Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Pihak Jepang juga berminta pemerintah Indonesia mengatasi persoalan air bersih dan menurunnya air tanah di DKI Jakarta. Namun Djokir memandang Kementerian PU telah menyiapkan beberapa solusi.
"Dia concern di Jakarta itu karena penurunan air tanah. Kita jawabannya sendiri, jangan diambil air tanah air permukaan tapi di supply dengan buat waduk, bawa air dari waduk Jati Luhur," kata Djokir.
Selain di DKI, Jepang tertarik membantu pembuatan akses jalan tol menuju Pelabuhan Cilamaya di Karawang Jawa Barat. Pelabuhan Cilamaya digadang-gadang sebagai pelabuhan baru di sisi timur Jakarta.
"Mungkin adalah jalan akses Cilamaya. Jalan tol yang ada ke Cilamaya sepanjang 30 Km," sebutnya.
Jepang juga bersedia membantu Indonesia membangun infrastruktur penahan abrasi laut. Jepang menilai wilayah ASEAN rentan terkena bahaya abrasi pasca bencana taifun yang melanda Filipina baru-baru ini.
"Masalah kemungkinan abrasi air laut. Ambil pengalaman taifun di Filipina. Tidak mustahil di Indonesia abrasi. Dari record of discussion akan ditindaklanjuti dengan langkah kongkret," terangnya.
(feb/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
