Biaya, Faktor Utama Orang Enggan Jadi Pilot

Banyuwangi -Penerbang atau pilot merupakan salah satu profesi idaman. Tidak heran karena profesi ini menjanjikan kesempatan untuk berkeliling dunia dan tentunya bergaji tinggi.

Namun, ternyata Indonesia kekurangan tenaga pilot. Jika kondisi yang ada terus terjadi, maka Indonesia akan kekurangan 1.800 pilot pada 2015.


Kira-kira apa faktor yang membuat anak-anak Indonesia enggan menjadi supir pesawat terbang? “Yang membuat orang-orang menjadi kurang tertarik mungkin karena untuk menjadi pilot biayanya mahal,” kata Biyan Barlian, salah seorang instruktur di Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B).


Di sekolah penerbang swasta, lanjut Biyan, biaya untuk menjalani pendidikan pilot bisa mencapai Rp 500-600 juta. “Jadi mungkin faktor ini yang menjadi hambatan utama,” ucap pria berusia 22 tahun tersebut.


Namun, Biyan menilai biaya yang lebih terjangkau bisa didapatkan di sekolah penerbang milik pemerintah alias negeri. Saat ini sudah ada dua sekolah penerbang negeri, yaitu Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI) di Tangerang dan LP3B.


Soal biaya, tidak sampai ratusan juta rupiah. Biyan yang merupakan lulusan STPI mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 50 juta selama menempuh pendidikan penerbang.


“Kalau di LP3B biayanya berkisar Rp 75-80 juta, sampai lulus. Itu mulai dari masuk sampai lulus pendidikan selama 18 bulan. Biayanya jauh sekali dengan sekolah swasta,” kata Bambang S Ervan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan.Next


(DES/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!