BUMN Garam Ini Minta Restu Pencairan Suntikan Modal Rp 300 M ke DPR

Jakarta -PT Garam (Persero) meminta izin persetujuan pencairan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Komisi VI DPR. BUMN garam ini diusulkan menerima PMN senilai Rp 300 miliar.

"Sebanyak 80% dari Rp 300 miliar (Rp 222 miliar) dari PMN untuk menyerap garam rakyat 400.000 ton di musim produksi tahun depan. Biasanya penyerapan garam rakyat sebanyak 100.000 ton karena keuangan kita terbatas. Sisanya 20% digunakan untuk pembangunan pabrik," terang Direktur Utama PT Garam Usman Perdanakusuma sebelum rapat di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Senin (26/1/2015).


Rapat sendiri berlangsung tertutup. Usman sebelum rapat, mengaku dana senilai 20% dari kucuran PMN tersebut akan dipakai untuk penerapan teknologi HDPE di Pegaraman Sumenep II. Dengan teknologi senilai Rp 7 miliar ini, PT Garam mampu meningkatkan produksi garam 10 ton per tahun.


Perseroan juga berencana membangun sentra pabrik industri garam di Camplong-Sampang (Madura) senilai Rp 64 miliar. Kemudian, ada pula penggunaan dana PMN untuk pengembangan lahan garam di Teluk Kupang dengan luas lahan 5.000 hektar.


"Ini bisa menghasilkan garam setara dengan garam industri sebesar 600.000 ton/tahun," sebutnya.


Usman pada kesempatan tersebut menjelaskan tentang program swasembada garam. Untuk menciptakan swasembada garam, total kebutuhan lahan mencapai 20.000 hektar. Lahan ini hanya bisa diperoleh di luar Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).


"Agar kita bisa menjawab swasembada, maka kita butuh 20.000 hektar lagi di luar Madura. Saat ini, kita tengah urus suratnya di Kementerian Agraria. Kalau surat disetujui maka kita sebagai operator siap melaksanakannya," papar Usman.


Tahap awal, PT Garam mengembangkan lahan 5.000 hektar di NTT. Dana PMN senilai Rp 7 miliar akan dipakai mendukung proses perizinan hingga penyiapan lahan.


"Sekitar Rp 7 miliar dari PMN untuk persiapan perizinan seluas 5.000 hektar lahan di NTT. Nah, dana untuk 5.000 hektar dibutuhkan Rp 1 triliun yang digunakan untuk membangun infrastruktur, pelabuhan, dan gudang," jelas Usman.


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com