Ingin Gaji Besar, Lulusan Sekolah Perikanan RI Banyak Kerja di Luar Negeri

Jakarta -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan pihak yang mengelola Sekolah Tinggi Perikanan. Pada 2014, setidaknya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) KKP meluluskan 1.665 lulusan satuan pendidikan.

Mayoritas dari jumlah lulusan bekerja di industri. Sisanya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga bekerja di luar negeri.


"Tidak semua orang minatnya ke laut, memang bekerja di laut berat. 80% lulusan kita ke sektor industri, 20% mendaftar menjadi PNS dan bekerja di luar negeri," ungkap Kepala BPSDM KKP Suseno Sukoyono saat berdiskusi dengan media di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (28/01/2015).


Suseno juga mengungkapkan banyak lulusan sekolah perikanan justru bekerja di luar negeri. Salah satu alasannya adalah gaji yang ditawarkan cukup besar.


"Mengapa ingin keluar negeri? Pertama, ingin punya pengalaman di laut lepas dan gaji lebih baik jadi pulang bisa berwirausaha," imbuhnya.


Alumnus sekolah perikanan, lanjut Suseno, banyak yang ingin bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) dan observer kapal di Jepang, Korea, Taiwan, hingga Australia.


Menurut Suseno, di Jepang gaji yang ditawarkan menjadi ABK dan observer adalah Rp 7,5-8 juta/bulan. Sementara di Korea adalah Rp 11-12 juta/bulan, Taiwan Rp 10 juta/bulan, dan Australia Rp 14-16 juta/bulan.


"Sementara rata-rata gaji di Indonesia adalah Rp 2,5 juta/bulan," ujar Suseno.


Selain itu, banyak lulusan Indonesia bekerja di luar negeri untuk mengejar mendapatkan sertifikat berskala internasional. Saat ini lulusan sekolah perikanan sudah mendapatkan sertifikat yang diakui seperti Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (Ankapin), Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (Atkapin), Basic Safety Training (BST), atau Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).


(wij/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com