Kasus Apel Berbakteri, 30% Apel Impor yang Masuk Indonesia dari AS

Jakarta -Sebanyak 30% apel impor yang masuk ke pasar Indonesia berasal dari Amerika Serikat (AS). Nama AS sedang menjadi sorotan terkait temuan bakteri berbahaya pada produk olahan apel granny smith dan gala asal Negeri Paman Sam tersebut.



Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Banun Harpini menyebutkan, pihaknya akan mengawasi ketat berbagai produk apel segar khususnya yang berasal dari AS.

Berdasarkan catatan Barantan, impor apel dari AS yang sudah masuk sejak Januari 2014 hingga 25 Januari 2015 mencapai 30% dari total impor apel sebesar 145.225 ton atau setara 41.000 ton dari AS.


AS menjadi salah satu eksportir apel terbesar ke Indonesia. Di tahun 2014 saja, AS mengirimkan ‎40.850 ton apel ke Indonesia. Pada 2013 tercatat sebesar 31.528 ton, kemudian sebanyak 52.729 ton di 2012 dan 50.983 ton di 2011.


"Kalau dirata-rata Amerika itu 30% dari total apel yang kita Impor dari seluruh dunia per tahun," sebut Banun di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (26/1/2015).


Ia menyebutkan, apel yang diimpor dari AS bukanlah jenis Granny Smith dan Gala yang saat ini tengah ramai dibicarakan karena terkontaminasi bakteri Listeria mono‎cytogenes.


Jenis apel yang diimpor dari Amerika adalah jenis Washington. "Selama ini nggak pernah ada masalah dan hasil pengamatan kami yang terbaru pun terbukti bebas cemaran berbahaya dan mikrobakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Tapi kita tetap perlu waspada," kata Banun.


Produk apel impor yang paling besar masuk ke pasar Indonesia berasal dari Tiongkok yang hampir 60%, kemudian AS 30%, sisanya adalah Selandia Baru, Australia, Afrika, Prancis, Singapura, Myanmar, Argentina, dan Italia.


Sebelumnya Kementerian Pertanian Amerika Serikat (AS) atau United States Department of Agriculture (USDA) memberikan peringatan kepada negara-negara importir apel termasuk Indonesia, soal temuan bakteri berbahaya, Listeria monocytogenes. Pasca peringatan itu, pemerintah memperketat pengawasan impor buah dan sayur khususnya apel dari seluruh dunia.


(dna/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com