"10 juta ekor bibit lobster Lombok setiap tahun itu diekspor ke Vietnam," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (26/01/2015).
Puncak panen bibit lobster di Perairan Lombok, NTB terjadi pada bulan September-Oktober. Saat itu para nelayan banyak yang terjun ke laut dan mengambil bibit lobster dengan jaring ikan.
Sebagau negara importir bibit lobster asal Lombok, Vietnam menjadi raja eksportir lobster budidaya di dunia. Dibandingkan Indonesia, nilai ekspor lobster Vietnam lebih besar dibandingkan Indonesia.
"Kita ekspor lobster 300 ton, Vietnam 1.000 ton lebih itu di tahun 2009. Sekarang mungkin 3.000 ton," imbuhnya.
Susi telah melarang penangkapan dan ekspor bibit lobster yang diatur di dalam Permen KP No. 1/2015. Dengan adanya aturan ini pihaknya berharap lobster tetap akan terus ada di perairan Indonesia khususnya Lombok.
"KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) akan membeli bibit untuk dibuat stok hidup di Samudera Hindia. Lobster ini tidak harus dibudidaya cukup dilepaskan saja," cetusnya.
Selama ini, budidaya Lobster berkembang di Lombok Timur, budidaya lobster masih mengandalkan benih dari alam mengingat belum ada hatchery (tempat penetasan) yang bisa memproduksi benih lobster secara massal.
Biasanya benih lobster di dapat dari hasil tangkapan nelayan yang kemudian didederkan selama lebih kurang 4-6 bulan tergantung dari ukuran benih lobster, untuk mendapatkan ukuran yang dikehendaki.
(wij/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
