Untuk memanipulasi jika itu gestun 'terselubung', sebuah toko perhiasan yang menyediakan jasa pelayanan gestun di kawasan Cempaka Mas, Jakarta Pusat 'mengakali'-nya dengan memberikan struk belanja berupa pembelian emas kepada nasabah setelah melakukan transaksi gesek tunai.
"Setelah transaksi nanti kita kasih struk. Kan di sini toko emas ya struknya berupa pembelian emas seharga uang yang mau ditarik tunai bukan transaksi kayak gestun biasanya," kata seorang karyawan di toko perhiasan tersebut, saat dijumpai detikFinance, di Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2013).
Dia menjelaskan, setiap transaksi gesek tuna yang dilakukan, si nasabah berhak mendapatkan struk bukti transaksi tapi dalam hal ini bukan transaksi tarik tunai tapi diganti dengan 'seolah-olah' membeli emas.
"Mba mau geseknya berapa, kartu apa? Fee-nya semua kartu kredit sama 3% tapi kalau pakai yang BCA Card lebih murah cuma 2,5%," terangnya.
Dia menambahkan, prosesnya pun sangat mudah, tinggal menunjukkan kartu kredit dan KTP asli semua transaksi bisa dilakukan saat itu juga.
"Nanti uangnya bisa ambil langsung atau ditransfer, terserah maunya apa," kata dia.
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha mengungkapkan, adanya jasa layanan gesek tunai atau gestun 'terselubung' justru merugikan masyarakat. Pasalnya, si nasabah justru mendapatkan 'beban' double dari transaski gestun ini.
"Justru dirugikan ya kalau menurut saya. Misal nih, kalau pakai gestun ini si nasabah harus bayar potongan kepada si penyedia jasa gestun ini dari jumlah uang yang diambil. Selain itu kan dia ada bunga yang harus dibayar juga ke bank bersangkutan, jadi kena double dia," kata Steve kepada detikFinance.
Sebagai informasi, gestun adalah layanan gesek tunai menggunakan kartu kredit. Jika biasanya, fasilitas tarik tunai yang ditawarkan bank penerbit kartu kredit umumnya melalui ATM, namun gestun di sini dilayani melalui merchant.
(dru/dru)
