Fenomena Bun Upas Rusak 35 Hektar Tanaman Kentang di Dieng

Purbalingga - Fenomena embun beku (frost) oleh masyarakat Dieng disebut Bun Upas tidak disukai oleh masyarakat sekitar karena bisa mematikan tanaman kentang. Kini, sebanyak 35 hektar tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah rusak akibat fenomena ini.

Tingkat kerusakan tanaman kentang tersebut berkisar antara 60-80% dan dikhawatirkan dapat menyebabkan gagal panen.


"Tanaman kentang tersebut tersebar di Desa Dieng Kulon seluas 25 hektare dengan usia 25-70 hari setelah tanam dan Desa Karang Tengah seluas 10 hektare dengan usia 30-70 hari setelah tanam," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dintankanak) Banjarnegara Dwi Atmadji, Jumat (23/82013).


Menurutnya, selain tanaman kentang, sebanyak 2.000 batang tanaman carica juga terkena dampak dari bun upas yang datang pada setiap puncak musim kemarau dengan suhu di bawah nol derajat celcius.


Alasannya karena bun upas selalu datang pada puncak musim kemarau, pihaknya mengaku telah mensosialisasikan pengaturan pola tanam kepada para petani untuk mengantisipasi fenomena bun upas yang selalu datang pada bulan Juli-Agustus agar saat kemarau tiba, usia tanaman sudah lebih dari 70 hari sehingga akan lebih tahan terhadap kondisi suhu ekstrem.


"Mungkin karena kondisi cuaca tahun ini tidak menentu, sehingga masih banyak petani yang baru mulai tanam," jelasnya.


Ia menyarankan agar para petani sebaiknya beralih menanam kubis atau kol pada saat suhu ekstrim seperti saat ini, karena tanaman ini dinilai tahan terhadap embun upas.


Sebelumnya, suhu ekstrim yang melanda kawasan dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah beberapa hari terakhir membuat puluhan hektar tanaman kentang milik petani di wilayah tersebut mati. Banyak butiran-butiran es yang melekat pada tanaman. Bahkan pada malam hari suhu mencapai nol derajat celcius.


"Pada pukul 21.00 WIB suhu sudah menapai nol derajat celcius, pada malam hari di bawah nol derajat, kebetulan saya punya termometer, di dalam rumah saja pada siang hari terpantau minus 1 derajat celcius,” kata Alif Rahman, salah satu warga desa Dieng Kulon.


Dia menjelaskan, dengan suhu dibawah nol derajat celcius maka embun bisa berubah menjadi butiran-butiran kristal es. Kalau dini hari hamparan tanaman kentang berubah menjadi putih seperti diselimuti salju dan masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan 'bun upas'.


(arb/hen)