Apakah Kondisi Sekarang Mirip Krismon 1998? Ini Kata Staf Khusus Presiden

Jakarta - Ada yang menganggap kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan juga anjloknya bursa saham bisa berlanjut seperti krisis moneter pada 1998 lalu, bila tak ada kebijakan jitu pemerintah. Apa kata pemerintah?

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik ketimbang saat krisis yang terjadi di 1998 lalu. Bahkan dibandingkan krisis global di 2008, kondisi ekonomi Indonesia sekarang lebih kuat.


"Sesungguhnya apa yang terjadi akhir-akhir ini masih dalam level yang bisa kita kendalikan. Artinya, penurunan yield surat berharga masih dalam rentang yang tidak sedalam 2008, inflasi juga tidak sebesar 2005-2008. Pelemahan nilai tukar rupiah juga kita alami baik di tahun 2001, kemudian tahun 2005 dan 2008. Penurunan ini juga masih dalam rentang yang kita bisa kendalikan," tutur Firmanzah di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/8/2013).


Saat ini, Firmanzah mengatakan, pemerintah sedang merumuskan penyelesaian paket kebijakan pengelolaan pasar uang dan stabilisasi ekonomi di dalam negeri. Rencananya, paket kebijakan ekonomi ini akan disampaikan besok usai sholat Jumat.


"Tentunya hal ini juga terus kita komunikasikan dengan Bank Indonesia, kemudian dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena pengalaman kita di tahun 2008, koordinasi yang kita lakukan secara intensif dengan sejumlah lembaga terkait di forum stabilitas sektor keuangan mampu menyelamatkan ekonomi kita dari krisis," tutur Firmanzah.


Apa isi paket kebijakan ini? Firmanzah yang juga mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengatakan, fokus kebijakan itu adalah terkait pemberian insentif pajak, termasuk tax holiday dan tax allowance untuk menjaga daya saing industri dalam negeri.


"Sehingga industri bisa berjalan dan mampu menyerap lapangan kerja baru," imbuh Firmanzah.


Menurutnya, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di semester I-2013 cukup menggembirakan. Di tengah kondisi pelemahan ekonomi dunia, realisasi investasi di Indonesia meningkat 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kita optimistis realisasi investasi tahun ini bisa di atas Rp 390 triliun," ucapnya.


(dnl/dru)