SBY Sebut Ekonomi RI Terguncang karena Kebijakan Ekonomi di AS

Jakarta - Guncangan ekonomi sedang terjadi di Indonesia. Ini ditandai dengan penguatan dolar yang mencapai Rp 11.000.

Presiden SBY menyatakan, guncangan ekonomi di Indonesia adalah karena kebijakan yang ada di Amerika Serikat (AS). Kebijakan AS tersebut rencana penghentian program stimulus oleh Bank Sentral AS (The Fed) terkait membaiknya ekonomi AS. Akibatnya dana-dana asing di Asia yang selama ini pindah dari AS saat krisis lalu mulai ditarik kembali.

"Sebagaimana saudara ketahui sebenarnya, mengapa kita mendapatkan shock mendapatkan guncangan ini, karena satu kebijakan eksternal yang terjadi di AS dan berdampak ke Indonesia," kata SBY saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/8/2013).


Namun ada juga faktor internal yang mempengaruhi guncangan ekonomi di Indonesia, yaitu defisit neraca perdagangan karena tingginya impor barang. Namun SBY tetap optimistis, solusi kebijakan yang akan dijalankan pemerintah bakal membuat ekonomi membaik.


SBY mengatakan, dirinya telah mengambil keputusan untuk mengeluarkan sebuah paket kebijakan ekonomi, sebagai langkah mengatasi guncangan ekonomi yang terjadi saat ini.


"Sebagaimana saudara ketahui bahwa tim ekonomi saya dan wapres ada di situ, telah bekerja selama 6 hari non stop dan setelah juga melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kalangan usaha, serta pihak-pihak lain, maka telah kita tetapkan kebijakan untuk mengatasi ekonomi saat ini," papar SBY.


Lewat keluarnya paket kebijakan ini, SBY berharap seluruh jajaran kabinetnya menjalankan kebijakan tersebut dengan baik. Paket kebijakan ini bertujuan untuk memperbaiki transaksi berjalan yang defisit dan menstabilkan nilai tukar rupiah, serta indeks harga saham gabungan (IHSG).


"Pada masa-masa yang penuh konsentrasi dan fokus ini saya harap kabinet dan para menteri ini untuk sama-sama mengelola gejolak ekonomi ini dan sekalian membantu, mensukseskan. Tolong diuatamakan itu," kata SBY.


(dnl/hen)