Tekan Impor BBM, 100 Liter Solar Harus Dicampur 10 Liter Biofuel

Jakarta - Pemerintah akan meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel khususnya jenis biodiesel untuk menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) solar. Penggunaan biodiesel akan dilakukan secara mondatori (wajib) sebesar 10% dari yang sebelumnya 7,5%.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan rencana ini akan dimulai secepatnya. Sehingga dipastikan impor BBM pada bulan September akan akan berkurang.


"Lho ini kan dilakukan dengan mandatori segera akan impornya nggak usah segitu banyak. Pertamina sudah bisa membuat 7,5% cuma sekarang yang baru masuk baru 5%. Ini segera tadi diumumkan paketnya besok sudah bekerja ke arah situ," ungkap Jero di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/8/2013) .


Sementara itu dari sisi swasta, Jero mengatakan sudah ada ada kesiapan. Selama ini, proses penggunaan biodiesel sudah dilakukan, namun tidak wajib. Selain itu juga harga BBM masih terlalu murah.


"Yang dari sawit sudah, kan mereka sudah bikin sebenarnya karena tadinya tak mandatori tak diharusnkan jadi tak lancar. Orang untuk beralih mencampur dengan itu. mencampuri 100 liter solar 10 liternya harus nabati," jelasnya.


Penggunaan biodiesel juga akan dioptimalkan terhadap PLN, bahkan campuran biodiesel bisa mencapai 33%.


"Karena di PLN bisa 33% jadi solar yang di PLN malah disubstitusi 33% bisa untuk pembangkit listrik. Kalau untuk yang di mobil nih kan ada kenyamanan yang agak bau dikit gitu bau minyak goreng kan itu minyak goreng. Listrik kan tak peduli bau yang penting pembangkitan listrik normal," pungkasnya.


(mkl/hen)