Dolar Tembus Rp 11.000, Harga Mie Instan Hingga Mobil Bakal Naik

Jakarta - Perkasanya nilai tukar dolar terhadap rupiah akan berdampak pada industri yang bahan bakunya bergantung dari impor misalnya industri otomotif dan tepung terigu dan turunannya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, komponen impor industri mobil seperti mesin, baja ,dan lain-lain sangat tergantung dengan kurs rupiah. Sementara itu, produk turunan industri tepung terigu yaitu mi instan yang 100% menggantungkan dari impor gandum impor juga akan terpengaruh.


"Harga pasti naik, tapi kita tak bisa naikkan sekaligus, naiknya 2-3 bulan ke depan, mobil itu pasti naik, gandum naik, Indomie, impor daging dan kedelai juga," kata Sofjan kepada detikFinance, Kamis (22/8/2013)


Menurut Sofjan, kenaikan harga terkait melemahnya rupiah tak bisa dihindari karena biaya bahan baku makin mahal sehingg berdampak pada biaya produksi industri manufaktur. Selain itu, pelaku usaha juga dipusingkan dengan rencana kenaikan upah buruh tahun depan yang diusulkan naik hingga 50%.


"Kita pusing high cost, lalu buruh juga minta naik upah," katanya.


Namun Sofjan juga mengatakan, selain industri manufaktur yang kena imbas karena melemahnya rupiah, justru kegiatan ekspor komoditas andalan Indonesia akan kena efek positif.


"Ekspor akan naik seperti kakao, karet, ini yang diuntungkan dari rupiah yang melemah," katanya.


Dolar AS semakin bergerak tak menentu terhadap rupiah. Mata uang AS tersebut menguat tajam terhadap rupiah pagi ini. Dikutip detikFinance dari Reuters, Kamis (22/8/2013) pada pukul 09.00 WIB, dolar berada di level tertingginya di posisi Rp 11.023.


(hen/dnl)