Waspada! Agus Marto Sebut Credit Default Swap RI Mulai Meningkat

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengakui sudah terjadi peningkatan Credit Default Swap (CDS). Hal ini terjadi akibat defisit yang masih tinggi di transaksi berjalan dalam komponen Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

"Memang CDS ketika masyarakat dunia menyampaikan tentang Neraca Pembayaran Indonesia yang dikuatirkan berdampak. Karena current account deficit kita membesar itu membuat CDS meningkat," papar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8/2013).


CDS adalah suatu perjanjian jual beli, di mana penjual memberikan jaminan asuransi kepada pembeli bahwa dana pinjaman yang dikeluarkannya dipastikan akan dibayar.


Nilai CDS saat ini menjadi indikator fundamental yang paling dicari oleh para investor besar dan para fund manager di seluruh dunia. Nilai CDS suatu negara bisa menjadi acuan sebagai indikator forex paling akurat untuk memprediksi pergerakan mata uang negara tersebut dalam medium/long-term.


Namun Agus Marto juga menggarisbawahi, CDS beberapa negara juga meningkat. "Kita lihat CDS yang meningkat itu, Brasil, Afrika Selatan dan Turki. Itu naik semua jadi secara umum naik jadi pengumuman Indonesia," imbuhnya.


CDS Indonesia sempat mengalami peningkatan secara tajam yakni dari sekitar 250 bps awal tahun 2008 menjadi diatas 980 bps pada bulan November 2008. Hal ini menunjukkan bahwa pasar menilai country risk Indonesia yang tinggi pada saat itu.


(dru/dnl)