Indonesia Butuh Rp 2.600 Triliun Atasi Kekurangan Rumah 15 Juta Unit

Jakarta -Saat ini Indonesia masih kekuangan rumah (backlog) hingga 15 juta unit. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menilai butuh Rp 2.600 triliun untuk membiayai rumah kategori subsidi ini.

Backlog perumahan ini merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi BTN. Hal ini disampaikan Direktur Utama BTN Maryono usai Pencatatan Atas Beragunan Aset KIK EBA DBTN 04 di Kantor Pusat BEI Jakarta, Senin (23/12/2013.


"Backlog kita masih tinggi sebesar Rp 15 juta unit kalau dikonversi rumah subsidi senilai Rp 2.600 triliun," kata Maryono.


Bahkan kebutuhan perumahan bisa tumbuh hingga 400.000 unit setiap tahunnya. Kondisi ini perlu perlu diselesaikan. Maryono menjelaskan masih tingginya backlog perumahan subsidi karena masih mahalnya lahan untuk pemukiman.


"Masalah 15 juta nyata setiap tahun bahkan bertambah 400 ribu setiap tahun. Kalau ini nggak dipenuhi tambah terus," jelasnya.


Pada tahun 2013 ini, BTN telah menyalurkan kredit untuk KPR subsidi dan non subsidi hampir Rp 100 triliun. Dari penyaluran itu, alokasi KPR subsidi mencapai 45%.


"Target kredit Rp 100 triliun untuk pencapaian kreditnya itu 2013. 2014 akan tumbuh 18%," sebutnya.


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!