Wamen ESDM: Dirut PLN Jangan Takut Ambil Keputusan!

Jakarta -Pemerintah mendukung PLN menciptakan listrik berbiaya murah, lewat pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar di luar BBM. Direktur Utama PLN Nur Pamudji diminta tak takut mengambil keputusan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, PLN merogoh ongkos produksi yang cukup besar dan menyediakan 7 miliar liter solar untuk membangkitkan listrik lewat Pembangkit Tenaga Listrik Diesel (PLTD).


"Kenapa sih kok masih bakar diesel? Saya tahu usaha untuk mengurangi beban diesel juga sangat baik, 2-3% energi mixed memang hanya dari PLTD tetapi cost-nya bisa 15 kali lipat. Mereka bakar 7 miliar liter per tahun doang untuk membangkitkan listrik sebesar 1.400 Mega watt (MW) itu nilainya sudah Rp 63 triliun," ungkap Susilo saat mengunjungi Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3BJB) Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Senin (23/12/2013).


Saat dolar AS tengah menguat terhadap rupiah saat ini, mau tidak mau ongkos produksi yang dikeluarkan PLN jauh lebih besar. Harus ada sebuah rencana jangka panjang dari PLN untuk mendapatkan listrik yang murah dengan kapasitas yang cukup besar.


"Kita juga harus sadar melihat kebutuhan. Pesan kita kepada Pak Nur (Dirut PT PLN Nur Pamudji) jangan takut mengambil keputusan. Kalau tidak ada keputusan, 5 tahun ada masalah dan itu jangka pendek dan akan krisis listrik," imbuhnya.


Salah satu caranya adalah dengan membangun pembangkit listrik baru berbasis air (PLTA) atau batubara (PLTU). Menurut rencana, ada 6 PLTU baru yang akan beroperasi di 2014. Enam PLTU itu adalah PLTU Pratu, PLTU Tanjung Anwar I dan II, PLTU Patuha, PLTU Bali dan PLTU Adipala. Selain menggantikan peran PLTD, nantinya PLTU yang siap operasi ini bakal menjadi pengganti pembangkit listrik yang kondisinya sudah tua.


"Program penyediaan listrik 5.000 Mw/tahun kita harus bangun sampai tahun 2022. Nanti yang ribet kita. Kalau segi operasional juga kita tahu, pak Nur bagaimana operasional plant-plant kita. Plant kita banyak yang tua juga dan langsung jatuh. Di dalam rencana kita harus bangun, bangun dan bangun. Ini kewajiban pak dirjen tetapi dibantu kalau tidak kalau satu sistem mati, Muara Karang, Tanjung Priok sudah berapa tahun itu. Kita harus pikirkan terus dan teknologi kita makin lama makin baik," cetusnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!