58% Kebutuhan LPG di Indonesia Masih Tergantung Impor

Jakarta -Indonesia masih belum mandiri dalam penyediaan Liquified Petroleum Gas (LPG) dalam negeri. Saat ini, 58% kebutuhan LPG nasional dipasok dari luar negeri alias impor.

Manajer Media PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, 58% LPG yang dijual Pertamina masih dipasok dari luar negeri.


"Sekitar 58% LPG kita masih impor. Hanya 42% yang diproduksi dari kilang Pertamina dan lapangan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)," ujar Adiatma kepada detikFinance, Senin (5/1/2015).


Meski sebagian besar masih diimpor, lanjut Adiatma, tetapi penggunaan LPG bermanfaat untuk mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena sudah dikonversi menjadi elpiji 3 kg, penggunaan minyak tanah (kerosin) kini menurun drastis menjadi kurang dari 1 juta kiloliter.


"Bagi masyarakat Indonesia, penggunaan LPG menjadi pilihan paling realistis dan fleksibel untuk menggurangi penggunaan minyak tanah. Program konversi minyak tanah ke LPG terbukti telah menghemat subsidi hingga Rp 127 triliun sejak diluncurkan pada 2007," ungkap Adiatma.


(rrd/hds)