Industri Maritim Jepang dan Korsel Jadi Awal Kesuksesan Elektronik dan Otomotif

Jakarta -Jepang dan Korea Selatan (Korsel) punya perusahaan terkemuka di bidang otomotif dan elektronik. Produk-produk made in Jepang dan Korsel tersebar sampai ke seluruh dunia.

Kesuksesan industri otomotif dan elektronik itu ternyata berawal dari industri maritim. Kedua industri ini tidak akan maju tanpa campur tangan kemaritiman.


"Negara industri modern. Katakanlah produk Samsung didirkan pertama ialah galangan kapal, kemudian ada Hyundai, Daewoo. Mereka ikuti pola Jepang seperti Mitsubishi, Sumitomo. Mereka awalnya buat industri maritim. Derivatif dari teknologi maritim ialah teknologi otomotif dan elektronik," kata Alumni Program Habibie, Kaharuddin Djenod saat diskusi di Ikatan Alumni Program Habibie di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/1/2015).


Jepang, kata Kaharuddin, memulai industrinya dengan membangun program maritim. Program maritim awalnya digenjot untuk meratakan persebaran barang ke seluruh penjuru Jepang.


"Jepang pada tahun 1950, bangun lingkar luar maritim. Beberapa kapal berjalan searah jarum jam, dan berlawan. Itu angkut barang merata di Jepang. Ini awal mula industri maritim," jelasnya.


Hal senada seharusnya dilakukan Indonesia beberapa tahun lalu tapi RI lebih memilih mengedepan pembangunan sektor darat. Sektor maritim kurang punya posisi.


"Industri maritim jadi anak tiri. Fokus ke industri derivatif maritim. Dulu jembatan Suramadu dan Jembatan Selat Sunda. Sebenanrnya industri maritim punya fasilitas untuk bangun infrastruktur raksasa. Enggak perlu minta China bangun Jembatan Selat Sunda dan Jembatan Suramadu," sebutnya.


Alumnus program pendidikan Habibie di luar negeri ini merasa memperoleh angin segar saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memunculkan program maritim.


"Kemudian Pak Jokowi memunculkan misi poros maritim dunia. Baru sadar kita negara maritim. Meski baru sekedar bangun mindset, ini gerakan bangun cita-cita. Paling tidak gerakan bangun industri maritim," paparnya.


(feb/ang)