Terganjal Moratorium, Tambang Bakrie Belum Bisa Lunasi Utang ke Tiongkok

Jakarta -PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berniat melunasi utang kepada China Investment Corporation (CIC) dengan cara melego saham dua anak usahanya, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Sayangnya, rencana ini harus terganjal penundaan kewajiban pembayaran utang (moratorium) oleh Pengadilan Singapura. Sehingga pengalihan saham dua anak usahanya itu belum bisa dilakukan sampai moratorium selesai.


"Sehubungan dengan moratorium yang ditetapkan oleh Pengadilan Singapura sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, Perseroan belum bisa melakukan transaksi pengalihan saham BRSM kepada CIC," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam keterangan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/1/2015).


Maka dari itu, tambah Dileep, anak usaha Grup Bakrie itu belum bisa memindahkan aset maupun melakukan transaksi apapun secara sendiri-sendiri dengan individu tertentu, sampai mayoritas kreditor dan pihak peminjam sepakat dan menyetujui.


"Perseroan akan menunggu hasil proses di pengadilan sebelum melakukan transfer saham BRMS kepada CIC," ujarnya.


Jumlah BRMS yang akan dilepas kepada perusahaan asal Tiongkok itu sebanyak 42%. Sementara saham KPC sebesar 19%. Rencana pelunasan utang dengan saham ini sudah dapat restu dari pemegang saham.


Penjualan dua saham anak usahanya itu diperkirakan bisa mencapai US$ 1,2 miliar. Terbagi antara 19% saham KPC senilai Rp 950 juta dan 42% saham BRMS senilai Rp 257 juta.


Moratorium yang diberikan Pengadilan Singapura bertujuan supaya BUMI bereskan utang US$ 1,37 miliar atau sekitar Rp 16,4 triliun. Utang tersebut merupakan milik 3 anak usahanya yang bermarkas di Singapura.


Berikut tiga anak usahanya bersama total utangnya masing-masing:



  • Bumi Capital Pte. Ltd. penerbit Surat Berharga Bergaransi Senior (Guaranteed Senior Secured Notes) senilai US4 300 juta berkupon 12%,

  • Bumi Investment Pte. Ltd. penerbit Surat Berharga Bergaransi Senior (Guaranteed Senior Secured Notes) senilai US$ 700 juta berkupon 10,75%,

  • Enercoal Resources Pte. Ltd. penerbit Obligasi Konversi Bergaransi (Guaranteed Convertible Bonds) senilai US$ 375 juta berkupon 9,25%


(ang/dnl)