Harga Premium Naik-Turun Tiap 2 Minggu, Pengusaha SPBU: Merepotkan

Jakarta -Pemerintah berencana menetapkan harga dasar bensin premium dan solar setiap dua minggu sekali, seperti harga pertamax. Pengusaha SPBU (Stasiun Pengusian Bahan Bakar Umum) tidak setuju dengan kebijakan ini.

"Sangat merepotkan bagi pengusaha SPBU," ujar Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Jumat (9/1/2015).


Eri mengatakan, Hiswana Migas banyak menerima protes dari pengusaha SPBU di berbagai daerah dengan kebijakan penetapan harga premium seperti harga pertamax.


"Ini DPD-DPD Hiswana Migas banyak sekali yang protes. Waktu penurunan harga premium 1 Januari 2015 kemarin yang tanpa koodinasi pengusaha SPBU sama sekali, membuat pengusaha SPBU banyak yang rugi. Sudah beli stok banyak harga Rp 8.500 per liter, ternyata besoknya harus dijual Rp 7.600 per liter, pastinya rugi, dan ruginya ditanggung pengusaha sendiri," ungkapnya.


Ia makin khawatir lagi, ketika pemerintah berencana menetapkan harga premium dan solar setiap dua minggu sekali. Artinya dalam sebulan ada dua kali perubahan harga bensin.


"Yang kemarin saja kita rugi, ini mau dua kali sebulan, kita nggak kebayang ruginya berapa. Tentunya ini sangat merepotkan kami pengusaha SPBU," tutup Eri.


(rrd/dnl)