Resign dari PNS, Peneliti Ini Sukses di Perusahaan Jepang

Jakarta -Ketekunan dan komitmen membuahkan hasil manis bagi siapa saja yang menjalaninya. Hal ini dialami oleh Suyoto Rais, mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pria kelahiran Tuban, Jawa Timur 1966 ini, dahulu pernah menjadi peneliti di BPPT. Ia sempat menjadi PNS aktif hanya 2 tahun, mulai 1991 hingga 1992.


Setelah itu, Suyoto memilih melanjutkan sekolah di Jepang untuk program S2 dan S3, yang dibiayai oleh pemerintah Jepang. Usai lulus program S3 pada 1999, Suyoto memilih bekerja pada perusahaan di Jepang karena dapat tawaran yang menarik.


"S1-S3 di Osaka Prefecture University. Saya ambil Manufacturing System. Saya kuliah Mulai Oktober 1986 sampai September 1999. Dua tahun sempat pulang ke BPPT. Terus kembali ke Jepang," kata Suyoto kepada detikFinance pada acara Ikatan Alumni Program Habibie di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/1/2015).


Ia memilih bekerja di Jepang karena ilmu dan kemampuannya sangat dihargai dan dipakai oleh kalangan industri. Ia juga memperoleh tawaran penghasilan jauh lebih tinggi daripada seorang peneliti di Indonesia. Sebagai pembanding, perusahaan asal Jepang mampu menawarkan gaji 10 kali lipat lebih tinggi daripada sebagai seorang peneliti di BPPT.


"Selama 2 tahun di BPPT. Penelitian terlalu akademis nggak link ke pengguna berikutnya. Pengguna berikutnya seperti industri dan petani kecil. Kalau riset di Jepang terkoneksi dengan pengguna berikutnya terutama industri. Selain itu juga terkait penghasilan," jelasnya.


Suyoto yang mulai berkarir sebagai profesional di perusahaan Jepang sejak 1999 atau setelah lulus program Doctoral di Jepang ini telah malang-melintang pada perusahaan otomotif asal negeri sakura seperti Denso, Sumitomo Electric, Nidec, Ichikoh hingga Ohkuma Industries. Next


(feb/hen)