Soal Investasi, Bos BPJS Ketenagakerjaan Prioritaskan Surat Utang Pemerintah

Jakarta -Hingga akhir 2013, BPJS Ketenagakerjaan (dulu Jamsostek) memiliki Rp 14,42 triliun dana hasil investasi. Elvyn G Masassya, Presiden Direktur BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan pihaknya lebih memilih berinvestasi jangka panjang.

"Kami memilih investasi jangka panjang. Kami diperbolehkan menaruh dana di beberapa tempat yaitu capital market, money market, direct investment, dan properti," kata Elvyn dalam acara Mandiri Investment Forum 2015 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (27/1/2015).


Elvyn melanjutkan, BPJS Ketenagakerjaan menjadikan investasi di obligasi pemerintah sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah obligasi korporasi.


"Perspektif kami sebagai investor long term tentu lebih memilih untuk menyimpan di government bond sebagai pilihan utama. Kemudian corporate bond, dan mendorong regional bonds (obligasi daerah)," jelas dia.


Sebagai salah satu investor di pasar keuangan Indonesia, Elvyn menyebutkan ada 4 hal yang harus dibenahi. Pertama adalah stabilitas pasar.


"Harus ada arah regulasi yang jelas. Selama ini regulasi berubah terus dan membuat pasar tidak stabil," tegasnya.


Kedua, lanjut Elvyn, adalah kebijakan harus bisa diperkirakan. "Misalnya ketika pemerintah ingin menaikkan harga BBM, karena kami tidak punya kapabilitas untuk mendeteksi keputusan itu," katanya.Next


(hds/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com