India: Tradisi dan Berkah Anak Perempuan

Jakarta -Kamboja punya kawasan bernama Svay Pak, India punya Baratpur. Di kota yang terdapat di negara bagian Rajasthan ini, bermukim kaum Bedia yang mempunyai 'tradisi' mengirimkan anak-anak perempuannya ke rumah-rumah bordil di India.

Kaum Bedia lahir dari sebuah pertempuran di Rajasthan pada abad ke-16, yang terkenal dengan peristiwa Pengepungan Chittorgarh. Pasukan Mughal berhasil mengalahkan Rajputs yang beragama Hindu.


Pihak yang kalah mengungsi ke hutan-hutan dan menjadi kaum nomadik. Sedangkan kaum perempuannya kemudian dijadikan pelacur. Dari sinilah tradisi itu bermula. Tradisi yang sama juga ada di beberapa komunitas lain di India, seperti Nat dan Kanjar.


Kaum itu menganggap, anak perempuan adalah berkah karena bisa jadi sumber pendapatan keluarga. Banyak anak-anak kecil kemudian disuntikkan hormon khusus untuk mempercepat pertumbuhan payudara. Setelah itu, anak-anak dijual ke tempat-tempat prostitusi.


Devi, bukan nama sebenarnya, adalah salah satu korbannya. Pada usia 14 tahun, atas perintah ibunya sendiri, Devi diboyong seorang pria ke sebuah distrik 'lampu merah' di New Delhi, Garstin Bastion Road.


Perempuan 20 tahun ini tak punya pilihan lain. Dia harus melayani sekitar 12 pria hidung belang saban hari. Devi hanya mendapatkan sekitar Rp 16 ribu saja dari tiap tamu yang dilayaninya.


Belum lagi perlakuan buruk dari tamu maupun induk semang yang menjadi makanan sehari-hari seorang Devi. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya untuk menghentikan tradisi kaum Bedia. Next


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!