Pertamax Bakal Gantikan Premium, Sudirman Said: Belum Bisa Segera

Jakarta -Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi merekomendasikan agar Bahan Bakar Minyak (BBM) RON 88 alias Premium dihapuskan. Nantinya, BBM RON 92 atau Pertamax yang akan diberi subsidi.

Sudirman Said, Menteri ESDM, menilai rekomendasi ini cukup bagus. Namun, sulit untuk menerapkannya dalam waktu dekat.


"Problemnya adalah, apakah Pertamina dalam waktu singkat bisa meng-convert dari produk RON 88 ke RON 92? Itu belum bisa segera. Ada yang bilang 3 bulan bisa, ada yang 5 bulan bisa," kata Sudirman kala ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).


Sudirman mengatakan, secara teknis kapasitas terpasang kilang Pertamina totalnya adalah 1 juta barel/hari. Namun karena kilangnya sudah tua, akhirnya kurang efisien dan kapasitas pengolahannya saat ini hanya 80%.


"Jadi total hanya bisa mengolah 800.000 barel/hari. Apalagi kilang Pertamina hanya bisa memproduksi barang yang kualitasnya tertentu saja (terutama RON 88). Itu pun juga hanya mampu mengolah minyak jenis tertentu saja," katanya.


Sehingga, kata Sudirman, yang harus dilakukan Pertamina dan seluruh stakeholders di sektor migas dalam jangka pendek adalah meningkatkan kapasitas bunker atau tangki penyimpanan BBM.


"Kapasitas storage dalam jangka pendek, 1-2 tahun ini, harus ditingkatkan dari 18 hari menjadi minimal 30 hari. Sedangkan jangka menengahnya yang saat ini dilakukan Pertamina adalah modernisasi kilang minyak tua (upgrading), sehingga kemampuan kilang meningkat. Bisa memproduksi produk yang lebih tinggi, RON 92 misalnya," jelas Sudirman.


Dalam jangka panjang, demikian Sudirman, pembangunan kilang adalah hal yang wajib. "Jangka panjang harus dibangun 2 kilang minyak dengan kapasitas masing-masing 300.000 barel/hari," ucapnya.


(rrd/hds)