Bahas Target Produksi Minyak 2015, Rapat Menteri ESDM di DPR 'Hujan' Interupsi

Jakarta -Pembahasan asumsi makro untuk target lifting atau produksi minyak 2015, antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Komisi VII DPR berlangsung sengit. Sudah 3 jam lebih lamanya, belum juga ada kesepakatan.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang diajukan oleh pemerintah, asumsi lifting minyak 849 ribu barel per hari (bph). Namun angka tersebut dirasa kurang realistis dan disarankan untuk direvisi oleh Anggota DPR.


Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, RAPBN-P 2015 disusun sejak akhir November 2014. Berjalannya waktu, ternyata ada perkembangan yang tidak menguntungkan sektor ini. Salah satunya adalah penurunan harga minyak dunia.


"Kalau memang lebih baik, maka lifting disepakati 825 ribu bph," ungkap Sudirman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/1/2015)


Penurunan harga minyak dunia membuat Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) mengurangi produksi pada beberapa sumur. "Sehingga saya lebih memilih untuk menetapkan yang realistis, tapi bisa dikejar. Daripada tetapkan target setinggi langit tapi tidak tercapai," ujarnya.


Paparan ini berlanjut dengan diskusi dengan anggota DPR dengan pemerintah. Saling adu argumen pun terjadi antara kedua belah pihak. Ikut berbicara dari pihak pemerintah adalah Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang.


Selama dua jam berjalan, diskusi ditutup dengan rehat selama 15 menit. Di mana masing-masing fraksi berdiskusi untuk menetapkan pilihan atas angka lifting yang realistis.Next


(mkl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com