Harga BBM Naik Turun, JK: Ini Cuma Masalah Kebiasaan

Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan pemerintah punya keyakinan dengan keputusan melepas harga BBM ke mekanisme pasar, karena demi mengutamakan pembiayaan infrastruktur. Konsekuensinya harga BBM akan naik-turun, sehingga hanya butuh kebiasaan masyarakat untuk menyesuaikannya.

"Selama ini kan selain solar memang turun-naik, turun-naik. Itu Pertamax apa, kan tidak apa-apa saja. Inikan cuma kebiasaan. Inikan risiko dari keputusan bahwa subsidi itu angkanya tetap Rp 1.000," kata JK di kantornya, Senin (30/3/2015)


Ia mengatakan, pemerintah menempuh cara ini untuk mengurangi pengeluaran subsidi agar anggaran pembangunan lebih besar. "Hanya itu saja. Tidak ada dasar lain," katanya.


JK juga menanggapi anggapan beberapa pihak yang menilai pemerintah terlalu tergesa-gesa menaikkan harga BBM. Pada Maret 2015, telah terjadi dua kali kenaikan harga BBM.


"Ya biasa lah. Tentu cepat salah, lambat salah. Gimana caranya. Kalau begini terus tergesa-gesa. Kalau dilakukan kenapa dilakukan," katanya.


Ia menegaskan, bahwa kenaikan harga BBM yang terjadi pada 28 Maret lalu sebesar Rp 500/liter, dampaknya kecil bagi kenaikan harga kebutuhan dasar seperti cabai dan bawang.


JK yakin meski harga solar naik, namun relatif tak berpengaruh bagi biaya transportasi. Pada awal Maret lalu pemerintah menahan harga solar, dan baru pada Sabtu lalu menaikkan harga solar menjadi Rp 6.900/liter dari harga sebelumnya Rp 6.400/liter.


"Kalau ada harga berubah disebabkan oleh harga BBM, Rp 500 pengaruh kecil, di cabe apalagi. Sedikit sekali. Karena ongkosnya kan harga solar," katanya.


(hen/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com