Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi Maret 2015 sebesar 0,17%. Salah satu penyumbangnya adalah kenaikan harga beras, padahal sudah memasuki panen raya.
Sementara pengeluaran yang mengalami penurunan harga dan menghambat deflasi adalah:
(drk/hds)
"Panen raya yang besar sekarang baru mulai, kemarin itu baru mulai permulaan. Kelihatannya itu (inflasi 0,17%) masih oke," ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Sofyan pun yakin inflasi sepanjang 2015 masih akan berada di target 3-5%. Akumulasi Januari-Februari 2015, Indonesia masih mengalami deflasi 0,44%.
"Kemarin juga ada kenaikan harga bawang, tapi secara umum oke. Inflasi 0,17% itu masih dalam target, tahun ini kan inflasi 4% plus minus 1. Jadi masih dalam target," jelas Sofyan.
Berikut adalah sejumlah pengeluaran yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi Maret:
- Bensin, kenaikan harga 4,01%. Disebabkan kenaikan harga BBM per 1 Maret 2015.
- Bawang merah, kenaikan harga 29,05%. Disebabkan pasokan berkurang dan curah hujan masih tinggi.
- Beras, kenaikan harga 2,24%.
- Elpiji, kenaikan harga 1,51%. Disebabkan kenaikan harga Elpiji 12 kg pada Maret 2015.
- Upah tukang bukan mandor, naik 0,86%. Disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Sementara pengeluaran yang mengalami penurunan harga dan menghambat deflasi adalah:
- Cabai merah, penurunan harga 15,53%. Disebabkan pasokan yang melimpah.
- Daging ayam ras, penurunan harga 6,87%. Disebabkan pasokan cukup.
- Telur ayam ras, penurunan harga 8,95%. Disebabkan pasokan cukup.
- Tomat sayur, penurunan harga 11,27%. Disebabkan pasokan meningkat karena panen.
- Wortel, penurunan harga 15,77%. Disebabkan pasokan banyak.
- Emas perhiasan, penurunan harga 1,4%. Disebabkan penurunan harga emas internasional.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
