Waspada, Lagi-lagi Yunani Bakal 'Bikin Ulah'

Jakarta -Dalam beberapa hari ke depan, pesar keuangan global sepertinya akan kembali gunjang-ganjing. Penyebabnya, lagi-lagi, adalah Yunani. Sejak 2010, negara ini kerap menjadi penyebab guncangan di pasar keuangan global.

Pada 9 April 2015, Yunani harus membayar cicilan utang ke Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$ 501 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun. Yanis Varoufakis, Menteri Keuangan Yunani, dijadwalkan bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde untuk membahas hal ini.


Berdasarkan keterangan Kementerian Keuangan Yunani yang dikutip AFP, Minggu (5/4/2015), pertemuan ini bersifat informal. Isu yang akan dibahas adalah reformasi di Yunani.


Untuk pembayaran cicilan ini, mungkin Yunani tidak akan mengalami masalah. Dimitris Mardas, Menteri Muda Keuangan, mengatakan Yunani punya dana untuk membayar ke IMF.


"Pembayaran ke IMF akan jatuh pada 9 April, kami punya dana itu. Ada juga dana untuk membayar gaji pegawai, tunjangan pensiun, dan keperluan-keperluan lain untuk beberapa minggu ke depan," tegas Mardas.


Namun, ada hal lain yang bisa membuat investor stress. Pada 8-9 April, akan digelar pertemuan Menteri Keuangan Zona Euro yang membahas reformasi di Yunani agar dana talangan (bailout) tahap terakhir sebesar US$ 7,8 miliar (Rp 101,4 triliun) bisa dicairkan.


Masalahnya, pasca kemenangan Partai Syriza di pemilu lalu hubungan Yunani dengan Uni Eropa agak kurang akur. Yunani yang kini di bawah pemerintahan berhaluan kiri menilai negara-negara Uni Eropa tidak terlalu suka dengan mereka.


"Institusi yang disokong oleh Jerman ini memperlakukan kami dengan mitos bahwa negara berhaluan kiri adalah semi kolonial. Mereka tidak tertarik dengan proposal kami, dan mereka terganggu dengan proposal dari negara radikal kiri. Mereka histeris terhadap kami," tegas Panagiotis Lafazanis, Menteri Energi Yunani.


Bila bailout tahap terakhir Yunani dari Uni Eropa sampai gagal cair, maka Negeri Dewa Dewi terancam gagal membayar utang-utangnya alias default. Jadi, sepertinya pelaku pasar masih akan harap-harap cemas terhadap perkembangan di Yunani. Bersiap lah menghadapi guncangan.


(hds/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com