Tiketnya lebih murah karena para penumpang KRL memperoleh subsidi dari pemerintah. Penumpang yang berangkat dari Stasiun Serpong, Tangerang Selatan hanya dikenakan tarif Rp 2.000 jika turun di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Padahal perjalan memakan waktu sekitar 35 menit. Tarif ini jauh lebih murah dari tarif angkot, taksi hingga ojek. Tarif Kopaja atau Metro Mini jarak dekat saja, penumpang wajib membayar Rp 4.000 padahal suasana panas dan tidak nyaman pasti menemani perjalanan di dalam angkutan ibu kota tersebut. Berbeda dengan KRL yang menawarkan gerbong berpendingin udara.
Direktur Utama KCJ M. Fadhil menjelaskan pihaknya sebagai operator KRL akan berbicara dengan pemerintah daerah untuk menyediakan angkutan pendukung atau feeder dari atau menuju stasiun.
"Memang yang sedang dibicarakan adalah angkutan feeder dari atau menuju ke stasiun. Tanggung jawab feeder memang di luar tanggung jawab operator kereta. Kita akui angkutan pendukung masih mahal," kata Fadhil kepada detikFinance Rabu (1/4/2015).
Fadhil menambahkan, KCJ juga akan menambah frekuensi perjalanan KRL. Jumlah armada akan ditambah, begitu pula jarak atau head way antar kereta diperkecil sehingga daya angkut bisa bertambah.
Total 760.000 penumpang tercatat memakai jasa KRL Jabodetabek per hari dengan 857 perjalanan kereta. Angka ini ditargetkan tembus 800.000 penumpang per hari pada akhir 2015.
"Target kita bisa tembus 1,2 juta penumpang per hari tahun 2019. Artinya penambahan penumpang 100.000 orang per hari. Angka perjalanan kereta 2 kali dari sekarang," sebutnya.
(feb/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
