Harga Kedelai Impor Masih Anteng Meski Dolar Rp 13.000

Jakarta -Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 13.000/US$ belum berdampak kepada harga kedelai impor. Harga kedelai impor di dalam negeri masih stabil.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina mengungkapkan kestabilan harga kedelai impor didorong turunnya harga kedelai impor internasional. Menurut data Chicago Board of Trade (CBOT) 2015 harga kedelai dunia anjlok dari US$ 13 per bushels (1 bushels sama dengan 27,22 kg) menjadi US$ 10 per bushels.


"Walaupun dolar sampai Rp 13.000/US$ tetapi aman (harga kedelai stabil)," kata Srie saat ditemui di Kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (17/03/2015).


Srie menghitung bila harga kedelai dunia saat ini berada dikisaran US$ 10 per bushels ditambah biaya pengapalan dan nilai tukar lebih dari Rp 13.000/US$ maka harga kedelai di tingkat importir hanya Rp 6.700-6.800/kg.


"Harga di impor masih Rp 6.700-6.800/kg. Di importirnya. Harga di distributor hanya Rp 8.000/kg. Harusnya begitu," imbuhnya.


Penurunan harga kedelai dunia sudah terjadi sejak awal tahun ini dan akan berlanjut hingga 6 bulan mendatang. Turunnya harga kedelai disebabkan pasokan yang melimpah karena produksi yang cukup besar di beberapa negara sentra produksi kedelai seperti Amerika Serikat (AS).


"Karena harga di luar negeri turun maka nggak masalah kita. Karena di sana masih panen, dan bisa nyimpan stok 4 bulan. Kita menggunakan hanya 1,3 juta ton atau tidak sampai 1% dari produksi dunia. Kita itu kecil dan cukup. Kenaikan kurs dolar kita pasti nggak masalah karena harga di luar negeri sedang turun," paparnya.


Ia berharap kalangan importir dan distributor tidak menjual kedelai dengan harga tinggi. Maksimal harga kedelai impor yang dijual ke perajin tahu tempe sebesar Rp 8.000/kg itupun dengan margin keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.000/kg.


"Katakanlah cari keuntungan jual kedelai impor Rp 7.000/kg, kalau dengan keuntungan Rp 500/kg dia jual Rp 7.500/kg, keuntungan Rp 1.000 dijual Rp 8.000/kg," jelasnya.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com