Saat ini, harga ekspor gas dari kilang tangguh ke China senilai US$ 3,5 per MMBTU. Melihat kondisi itu, pemerintah Indonesia telah melakukan renegosiasi dengan pemerintah provinsi Fujian selaku pembeli gas.
"Nggak adil bagi masyarakat bahwa harga yang dijual rendah, bukan kita tidak mau menghormati kontrak," kata Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Saat ini harga gas di pasar domestik senilai US$ 11 hingga US$ 13 per MMBTU. Harapannya, nilai negoasiasi bisa setara dengan harga gas di dalam negeri.
"Kalau bisa di atas harga domestik. Yang kita usulkan paling tidak sesuai dengan harga domestik," sebutnya.
Susilo menjelaskan sesuai perjanjian setelah 4 tahun pengiriman gas pertama, bisa dilakukan renegosiasi harga jual gas antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah China.
"Karena tahun 2006 kita ada klausul membuka negosiasi harga, bahwa 4 tahun setelah disuplai pada 2009, boleh merenegosiasi harga. Kita sudah mulai bersama tim datang ke sana untuk memastikan dan mendorong Pemda Fujian agar secepatnya merespon yang kita minta untuk menaikkan harga," tegasnya.
(feb/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!