Indonesia Punya Safir Hingga Giok, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jakarta -Batu akik merupakan kelompok batu mulia yang sangat populer saat ini di Tanah Air. Sebut saja jenis bacan yang berwarna hijau dan banyak ditemukan di Halmahera, Maluku Utara dan Palu, Sulawesi Tengah. Selain itu, ada juga batu safir yang dominan berwarna biru, dan banyak lagi ragamnya.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, beragamnya warna-warna pada batu akik tersebut, karena proses pengotoran magma cair oleh batuan atau tanah di sekitarnya. Peristiwa ini terjadi saat terangkatnya cairan magma dari perut bumi ke permukaan tanah melalui proses vulkanik.


"Ketika proses naiknya magma ke permukaan, magma cair ini mengalami pendinginan atau proses hidrotermal dan membeku sehingga terjadi pengkristalan," ujar Surono, kepada detikFinance, Kamis (13/3/2015).


Proses batuan kristal ini, unsur-unsur tanah dan batuan sekitarnya 'mengotori' atau memberikan warna pada batuan akik. Setiap batu akan memiliki warna yang berbeda-beda, tergantung kondisi tanah atau batuan di sekitarnya. Hal ini lah yang membuat setiap daerah di Indonesia, memiliki jenis dan warna batu yang berbeda-beda.


"Proses 'pengotoran' ini yang akan membentuk batuan itu mempunyai jreng yang berbeda-beda, warna dan sebagainya," ucapnya.


Surono mengatakan, banyak jenis batu akik di berbagai daerah warnanya berbeda-beda, di Aceh, Palu, Kalimantan, sampai Papua. Meski jenis batu akik sama, unsur tanah dan batuan setiap daerah berbeda, sehingga menghasilkan warna yang berbeda.


"Misalnya di Aceh, di sana ada gunung api, pasti ada magma cair, magma cair ini naik ke atas permukaan bumi secara perlahan, dari suhu magma 1.300 derajat celcius, makin naik makin turun suhunya, dan mengeras, ada yang mengalami proses pengkristalan. Makin tekanan tinggi, makin panas, batu yang terbentuk makin keras, lalu ada proses hidrothermal di sana, makanya di Aceh banyak batu giok dan batu akik lainnya, warnanya beragam," jelas Surono.


Terkait warna batu akik yang beragam berkilau berkilau, hal tersebut terjadi karena keahlian para pengerajin batu akik dalam proses pengasahan atau penggosokan untuk membentuk batu akik.


"Bagaimana batu ini digosok sehingga membentuk batu yang jreng sekali, itu hanya para ahli perajin batu akik yang bisa. Seorang ahli geologi sekalipun sulit menentukan mana batu akik yang harganya mahal. Bahkan saya sendiri bisa tertipu, karena saya mengerti jenis batu, tapi tidak spesifik seperti batu akik," tutupnya.


(hen/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com