RI dan Malaysia Sama-sama Korban Pencurian Ikan

Jakarta -Kedatangan perwakilan delegasi dari Malaysia yaitu Chairman Lembaga Kemajuan Ikan Malaysia Dato Irmohizam HJ Ibrahim dan Sekretaris Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Khairul Tazril membuat kesan tersendiri bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Susi juga menyampaikan kesamaan antara Indonesia dan Malaysia yaitu sama-sama jadi korban praktik illegal fishing atau pencurian ikan di wilayah laut masing-masing.


"Kita punya persoalan yang sama, kita tidak ingin banyak negara yang masuk membawa kapal pencuri ikan," kata Susi saat ditemui di ruang kerjanya Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (13/03/2015).


Susi menjelaskan di kawasan Asia Tenggara hanya Indonesia dan Malaysia yang memiliki stok ikan laut cukup besar dibandingkan negara lain seperti Thailand, Vietnam, Filipina dan lainnya. Malaysia memiliki stok ikan laut cukup besar di sepanjang Selat Malaka hingga Utara Pulau Kalimantan, namun Indonesia punya stok ikan laut jauh lebih besar lagi karena luas lautnya sangat besar.


"Intinya sama-sama berdua memerangi illegal fishing. Karena di Asia Tenggara yang punya ikan kita sama dia (Malaysia). Thailand nggak ada ikannya, Filipina sangat sedikit. Jadi yang jadi tempat penjarahan kita berdua," paparnya.


Untuk memberantas pencurian ikan, Malaysia berkomitmen membantu Indonesia terutama berpatroli bersama di wilayah laut perbatasan.


Hal ini direspons positif oleh Susi yang juga akan mengerahkan petugas pengawasan dari Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).


"Kita sama-sama punya kepentingan untuk melindungi wilayah laut Indonesia terutama dari praktik illegal fishing begitu juga dengan Malaysia. Kita setuju untuk mempertahankan dan menjaga laut oleh karena itu kita sepakat untuk membuat patroli bersama," kata Susi.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com