Menteri ESDM: 15 Tahun Indonesia Kehilangan Pejuang Energi

Jakarta -Permasalahan Energi ternyata bukanlah permasalahan Pemerintahan baru pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Permasalahan ini, ternyata adalah warisan dari beberapa generasi pemerintahan yang telah beberapa kali berganti.

Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, sejak Orde Baru lengser, Indonesia praktis kekurangan pejuang energi. Hal ini terlihat dari para pemangku kebijakan sektor pertambangan dan energi, dalam 15 tahun terakhir yang tak banyak menelurkan kebijakan yang tepat dalam menjamin keamanan energi nasional.


"Ketika saya lihat gambar menteri-menteri energi (ESDM) di era Orde Baru, urusan energi selalu dipegang oleh teknokrat hebat. Ada Prof. Dr. Ir. Sumantri Brodjonegoro, Mohammad Sadli, Prof. Dr. Subroto‎, Ginandjar Kartasasmita, dan seterusnya.‎ Tapi 15 tahun terakhir kita sepi dengan pejuang energi," sebut dia dalam diskusi di Energy Building, Jakarta, Sabtu (14/3/2015).


Ia menyebut, dalam kurun waktu 15 tahun tersebut, sektor energi nasional bisa dikatakan mati suri, karena nyaris tidak ada upaya-upaya keras untuk menjamin ketersediaan energi nasional dalam jangka panjang.


"Temuan migas kita terakhir hanya Blok Mahakam. Setelah itu, bertahun-tahun‎ tidak ada temuan baru. Lama sekali kita tidak menemukan sumber baru, lama sekali kita tidak mendapat cadangan baru. Bahkan kilang baru dibangun 1996 di eranya Pak Harto juga di Zaman Orde Baru," tutur dia.


Untuk itu, di era Pemerintahan Kabinet Kerja ini, kerja untuk menjamin ketersediaan energi nasional ini Sudirman mengatakan haruslah lebih keras untuk mengejar ketertinggalan 15 tahun belakangan yang nyaris mati suri tersebut.


Untuk itu, ia berharap, dukungan dari segenap lapisan masyarakat. Menurutnya, bila ingin generasi di masa depan dapat hidup dengan tenang dan ketersediaan energi yang terjamin, maka di masa ini segenap masyarakat diharap mau mendukung pemerintah untuk bekerja keras.


Kerja keras yang dimaksud adalah dengan mendukung program penghematan energi nasional. "‎Memang kalau kita bicara kemandirian tidak pernah bisa lepas dengan kerja keras," pungkas dia.


(dna/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com