Garuda Indonesia sendiri memegang sertifikat keselamatan dari IATA Operational Safety Audit (IOSA) yang diakui dunia.
"IOSA merupakan standar keselamatan dunia dan ini merupakan cara untuk meningkatkan keselamatan. Tapi dari 62 maskapai carter dan berjadwal di Indonesia, hanya Garuda yang memegang sertifikat IOSA," kata Director General dan CEO IATA Tony Tyler saat acara Indonesia Aviation Day di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2015).
Angka kecelakaan penerbangan dari pemegang IOSA jauh lebih kecil daripada maskapai yang tidak memiliki sertifikat tersebut. Dengan pembanding, 1 kecelakaan terjadi setiap 900.000 penerbangan oleh 396 maskapai pemegang IOSA sedangkan 1 kecelakaan terjadi setiap 300.000 penerbangan oleh maskapai yang tidak memiliki sertifikat.
"IOSA sudah berjalan di maskapai Amerika Latin, China, dan Nigeria. Di sana perbaikan keselamatan penerbangan sangat baik," kata Tyler.
Total anggota IATA mencapai 251 maskapai. Sedangkan IOSA dipegang oleh 400 maskapai dunia.
"Anggota IATA wajib memiliki IOSA. Tapi maskapai non IATA juga ada yang dapat IOSA," kata Assistant Director Corporate Communication Asia Pacific IATA Albert Tjoeng.
Albert menjelaskan maskapai tidak mudah memperoleh IOSA. Proses audit dilakukan secara independen.
Setidaknya ada 900 persyaratan yang harus dipenuhi oleh maskapai untuk memperoleh sertifikat keselamatan dunia tersebut. Hingga kini, IATA belum menerima pengajuan sertikasi baru untuk IOSA selain Garuda Indonesia.
"Kita juga melakukan audit setiap 2 tahun sekali," kata Albert.
(feb/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
