Manfaatkan Dolar Rp 13.000, Ini yang Dilakukan Pemerintahan Jokowi

Jakarta -Dolar AS saat ini tengah menguat, dan sampai tembus Rp 13.200. Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memanfaatkan situasi ini, dengan meraup banyak dolar lewat ekspor.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, industri seperti mebel dan kerajinan tangan bisa digenjot ekspornya. Pemerintah pun akan berdiskusi dengan eksportir untuk bisa menggenjot ekspornya.


"Bagaimana kita manfaatkan momentum untuk menaikkan ekspor. Jadi kita mesti bicara sama mereka (eksportir). Ada kesempatan-kesempatan ini. Rupiah ini kan cuma lemah pada dolar AS. Pada yen dan euro, kita kuat. Pokoknya setiap momentum kita manfaatkan peluang-peluang di situ. Salah satunya mebel dan handicraft," tutur Gobel usai menghadiri pameran furniture dan craft di Parkir Timur, Senayan, Jakarta.


Untuk produk mebel dan kerajinan tangan ini, lanjut Gobel, ada potensi untuk digenjot ekspornya ke berbagai negara, seperti China atau Eropa. Bahkan ekspor hingga Amerika Serikat (AS) juga besar potensinya.


Soal impor bahan baku industri dalam negeri yang bakal mahal dengan dolar yang mencapai Rp 13.200, Gobel mengatakan, porsi impor bahan baku industri dalam negeri tidak besar.


"Kalau pun kita impor 100 persen tidak ada masalah juga. Karena impor dolar AS, ekspornya juga dolar AS, imbang kan. Kecuali kalau kita jualannya rupiah, biayanya dolar AS, nah itu berat," jelas Gobel.


Lalu sampai kapan rupiah akan melemah seperti ini?


Gobel mengatakan, kondisi ini tergantung dengan kondisi ekonomi di AS. Apalagi, bank sentral AS, yaitu The Fed, berencana menaikkan bunga acuannya karena ekonomi negara tersebut membaik.


"Kita tunggu itu (pengumuman The Fed). Yang jelas kita tetap dorong ekspor," tutup Gobel.


(dnl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com