Jepang Sudah Bisa Bekukan Makanan Pakai Gas, JK: Kita Ekspor Sejak 45 Tahun Lalu

Tokyo -Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengakui Indonesia telah terlena mengekspor gas alam sejak 45 tahun lalu dengan kontrak yang cukup panjang ke negara-negara seperti Jepang. Dampaknya saat ini, kebutuhan gas alam di dalam negeri masih kurang karena banyak diekspor.

Bahkan kini Jepang sudah bisa memanfaatkan gas ke tujuan yang lebih luas, selain untuk industri dan pembangkit listrik, gas juga bisa dimanfaatkan untuk membekukan makanan.


"Indonesia itu kan produsen gas salah satu yang awal yang terbesar pada tahun 1970-an. Tapi sampai sekarang kita belum maksimal memanfaatkan gas itu. Sehingga kita masih pakai minyak yang mahal dan tak efisien dan bersih," kata JK di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang, Minggu (15/3/2015).


JK mengatakan Indonesia merupakan produsen gas alam terlama di ASEAN. "Itu 45 tahun lalu. Dulu mereka (Jepang) paling banyak dari Indonesia. Malaysia, Brunei belakangan," kata JK.


Ia mengatakan gas alam buat industri, pembangkit listrik di dalam negeri sangat dibutuhkan. Namun untuk menggunakan gas butuh infrastruktur yaitu receiving terminal, yang bisa menerima gas alam yang sudah berbentuk gas alam cair atau LNG (Liquefied Natural Gas).


Sumber gas alam saat ini banyak di Papua dan Kalimantan, namun penggunanya lebih banyak di Jawa. Peranan receiving terminal ini untuk menerima LNG, kemudian diubah menjadi gas alam kembali dan disalurkan industri dan lain-lain.


"Kalau mau manfaatkan LNG yang banyak itu perlu receiving terminal-nya. Jadi kita hanya jual saja mikirnya dalam negeri padahal butuh," katanya.Next


(bpn/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com