Pedagang: Kami yang Bisa Turunkan Harga Beras

Jakarta -Para pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur menyangkal soal adanya ulah mafia beras terkait kenaikan harga beras hingga 30% pada waktu lalu. Menurut mereka lonjakan harga beras karena Pasar Cipinang kekurangan pasokan, namun ketika pasokannya cukup maka pedagang bisa menurunkan harga.

Saat ini harga beras di Pasar Induk Cipinang mulai turun dan mendekati harga normal. Hal itu terjadi karena pasokan beras dari sentra produksi padi masuk rata-rata 1.800-2.000 ton per hari ditambah operasi pasar (OP) Perum Bulog 1.000 ton per hari.


"Yang jelas saat itu dari daerah tidak panen, untuk mengisi pasar ini kurang. Kemudian beras Bulog yang harusnya untuk intervensi tidak disalurkan ke kami. Di saat stok beras nggak ada, datang-datang pak Menteri bilang ada mafia beras," ungkap Ketua Umum Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang Jakarta (Koppic Jaya) Zulkifly Rasyid kepada detikFinance, Senin (16/03/2015).


Zulkifly mengakui beras mudah dipermainkan para spekulan, tetapi kenaikan harga beras yang pernah terjadi di DKI Jakarta sebesar 30% murni karena pasokan yang kurang bukan ulah mafia.


"Mafia itu bisa ada atau tidak. Yang menemukan itu pak Rachmat Gobel berarti itu dia tahu seharusnya tangkap dan proses saja pelakunya. Mafia memang tidak tertutup kemungkinan itu ada," imbuhnya.


Ia juga mengingatkan pemerintah agar operasi pasar (OP) yang dilakukan Perum Bulog lebih efektif disalurkan melalui Pasar Induk Cipinang. Penyaluran beras OP ke end user dianggap tidak terlalu efektif menurunkan serta mengintervensi harga beras.


"Jangan sekali pernah katakan tidak percaya pada pasar, justru kami yang bisa menurunkan harga beras sesuai petunjuk dan arahan Pak Presiden.

Makanya pak Presiden sidak ke Gudang Bulog (Kelapa Gading) bahwa stoknya ada. Saat penggelontoran OP pertama efektif beras turun Rp 500/kg dan sekarang Rp 2.000/kg," jelasnya.


Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengungkapkan ada mafia beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur terkait distribusi ilegal beras operasi pasar (OP) Perum Bulog. Gobel juga sempat menemukan kasus beras OP Bulog yang dioplos di Cakung, Jakarta Timur pada 18 Januari 2015 lalu, terkait mafia beras.


Terkait dugaan distribusi ilegal beras Bulog, Gobel beralasan karena mulai awal Februari 2015 pemerintah dan Perum Bulog menghentikan OP beras Bulog ke para pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Bulog memilih mendistribusikan beras langsung ke pasar tradisional dan masyarakat dengan melibatkan Kodam Jaya.


Namun kebijakan ini justru membuat harga beras naik tajam, karena Pasar Cipinang yang kekurangan pasokan dari sentra produksi juga tak dapat pasokan beras dari OP Bulog. Setelah ada OP besar-besaran di Pasar Cipinang mulai 25 Februari 2015 lalu, oleh Presiden Jokowi, harga beras mulai turun mendekati normal.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com