Tohiran, seorang pengusaha biro perjalanan, mengaku ada perasaan malu ketika membawa Rupiah ke luar negeri. Pasalnya, rupiah seakan tidak berharga.
"Misalnya ketika pergi ke Arab Saudi. Uang kita terlalu banyak tetapi nilainya kecil. Kita bawa setumpuk uang Rp 1,4 juta hanya ditukar selembar uang 500 real. Setumpuk ditukar selembar, malu rasanya," tutur dia kala ditemui di money changer PT Ayu Masagung, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).
Oleh karena itu, Tohiran ingin agar wacana penyederhanaan nominal uang rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1 atau redenominasi segera diwujudkan. Sebab, rupiah adalah simbol bangsa dan negara sehingga jangan sampai tidak dihargai.
"Harusnya BI (Bank Indonesia) bisa tegas soal ini segera. Mata uang ini kan menyangkut harga diri bangsa," tegasnya.
Sementara Dian, seorang arsitek, juga lebih memilih pegang dolar AS ketika melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Mau ke mana pun, biasanya saya pegang dolar dulu. Baru nanti ditukar ke mata uang lokal setelah sampai negara tujuan," tutur Dian.
Senada dengan Tohiran, Dian pun menilai memegang dolar AS jauh lebih praktis dibandingkan rupiah. Segepok rupiah bisa dikonversikan ke dolar AS hanya jadi selembar.
"Bawa dolar itu sedikit tapi nilainya besar. Jadi kita nggak usah bawa-bawa uang segepok, cukup beberapa lembar saja," tutur Dian.
(dna/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com