Bongkar Muat di Tanjung Priok Lama, Ini Langkah Dirjen Bea Cukai

Jakarta - Sampai saat ini, lamanya waktu bongkar muat kontainer (dwelling time) di pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi masalah. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai mengaku punya cara untuk memangkas waktu bongkar muat ini.

"Isunya dwelling time memang kompleks yang berpengaruh kepada banyak pihak. Kami sebagai Bea Cukai lebih memilih untuk meelakukan tindakan nyata daripada berpolemik," ujar Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono saat melakukan jumpa pers Pemindahan Kontainer Longstay di Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (12/7/2013).


Jumpa pers kali ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan II Mahendra Siregar dan para pelaku kepentingan otoritas jasa kepelabuhan. Agung mengungkapkan, ada langkah nyata yang dilakukan pihaknya.


"Kami semua bergerak melihat masalah yang mana dan penyelesaian seperti apa. Tindakan nyata kami adalah mengoperasikan auto gate system yang sudah kita jalankan. Selain itu layanan I Case untuk menyusur keberadaan kontainer juga kita fungsikan," katanya.


Agung juga akan memfasilitasi pelaku bisnis untuk melakukan join dengan Cikarang Dry Port (CDP). Kehadiran CDP diharapkan bisa mengurai kemacetan arus barang di Terminal Tanjung Priok.


"Kita optimalkan Cikarang Dry Port ini program B to B kita memfasilitasi kegiatan bisnisnya," imbuhnya.


Selain itu Bea Cukai juga menambah jumlah personel pemeriksaan barang. Dengan cara ini, Agung optimistis bisa menurunkan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok.


"Kami juga menambah personel pemeriksaan barang menjadi 180 orang saat ini dan menambah waktu kerja menjadi 23.00 malam. Percepatan pemeriksaan monitoring barang dan management risk di penjaluran juga kita lakukan. Ini sedang kami lakukan. Insya Allah bisa menurunkan dwelling time," cetusnya.


(wij/dnl)