Mau Tukar Recehan Buat Lebaran? Ikuti Saran BI ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan terpenuhinya kebutuhan transaksi masyarakat menjelang lebaran. Total kebutuhan masyarakat diketahui mencapai Rp 103,15 triliun atau meningkat Rp 17,4 triliun.

Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengharapkan saat proses penukaran uang, masyarakat tidak usah membawa uang tunai. Menurutnya, cukup membawa alat pembayaran seperti ATM.


"Kami ingin mendorong penggunaan non tunai. Jadi harusnya jangan bawa uang tunai. Nah tinggal bawa ATM dan nanti bisa ditukarkan berapa sesuai yang diinginkan," kata Ronald di Gedung BI, Jakarta, Kamis (11/7/2013)


Ronald menyatakan perwakilan BI di pusat dan daerah sudah siap menangani transaksi nanti. BI juga bekerja sama dengan perbankan untuk melayani kebutuhan masyarakat.


"Kita akan layani masyarakat dengan membuat titik-titik layanan pada setiap pusat dan daerah," sebutnya.


Seperti yang diketahui, kebutuhan Uang Pecahan Besar/UPB diproyeksikan sebesar Rp 93,4 triliun dan Uang Pecahan Kecil/UPK diproyeksikan sebesar Rp 9,7 triliun. BI meyakini dapat memenuhi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Lebaran tahun ini, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.


Infrastruktur dan layanan sistem pembayaran non tunai juga telah disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai (RTGS, Kliring) yang volume transaksinya selalu meningkat rata-rata 14% di atas transaksi normal harian.


Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, sejak 1 Mei 2013, batas maksimum transfer dana melalui Kliring telah ditingkatkan hingga Rp 500 juta per transaksi.


Batas ini juga didukung dengan sistem transfer dana close to real time "Si Kilat" (Sistem Kliring Kini Lebih Cepat). Kliring diharapkan dapat menjadi alternatif bertransaksi secara cepat dan murah. Dalam menghadapi lonjakan transaksi RTGS dan Kliring ini, BI akan bekerja sama dengan Perbankan bahkan akan menambah jam layanan operasional apabila diperlukan


(dru/dru)