RI Bakal Impor Cabai dan Bawang Merah dari Vietnam dan Thailand

Jakarta - Untuk menekan harga cabai dan bawang merah yang melonjak, pemerintah memutuskan untuk mengimpor kedua bahan kebutuhan tersebut. Cabai dan bawang impor dibeli dari Vietnam dan Thailand.

"Bawang merah kedatanganya 8 hari dari sekarang sebanyak 2.600 ton. Kalau cabai minggu depan itu datang di Belawan 240 ton. Tapi dalam 7 hari dengan adanya perubahan RIPH (rekomendasi impor produk hortikultura) akan dipercepat 1.500 ton akan datang cabai rawit. Dari Vietnam dan Thailand didatangkan," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (12/7/2013).


Untuk 2.600 ton bawang merah impor, pemerintah telah menunjuk 14 perusahaan importir terdaftar yang akan melakukan importasi produk tersebut.


Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menganggap wajar impor bawang merah dan cabai rawit. Tindakan ini dilakukan mengingat pasokan yang berkurang karena mundurnya masa panen.


"Cabai dan bawang memang estimasi begitu jadi mungkin agak sedikit beda karena memang anomali cuaca. Kemarau basah yang memundurkan panen. Sehingga kita harus memakai alokasi impor cabai rawit," katanya.


Namun Gita memastikan, bakal menghentikan impor kedua produk tersebut jika sudah memasuki masa panen.


"Dalam waktu dekat akan terjadi panen di beberapa sentra seperti di Brebes. Sehingga harga juga tidak terlalu turun drastis. Tapi mudah-mudahan dengan importasi 4.000 ton an (Bulan Juli 2013) ini harga bisa turun dan membantu stabilitas harga," katanya.


"Cabai ini kurang lebih 4.000 ton yang akan diimpor karena memang kelangkaan pasokan cabai. Tapi yang ingin kami pastikan supaya yang datang ini benar-benar bisa ada subtitusi pengganti cabai rawit merah," cetusnya.


(wij/dnl)